Disusun Oleh:
1) Qonita Shabrina 120422425904
2) Ratna Ardiyanti 120422425905
Offering P
Jurusan S1 Akuntansi
Universitas Negeri Malang
PENDEKATAN-PENDEKATAN
PERISTIWA DAN PERILAKU DALAM AKUNTANSI
A. PENDEKATAN
PERISTIWA
1. Hakikat dari pendekatan peristiwa
Pendekatan
peristiwa untuk pertama kalinya dinyatakan secara eksplisit setelah adanya
suatu perbedaan pendapat yang terjadi diantara anggota dari Committee of
american Accounting Assotiation yang mengeluarkan sebuah statement of basic
accounting teory. Mayoritas komite mendukung pendekatan nilai untuk akuntansi
sedangkan hanya satu anggota yaitu George Sorter yang mendukung pendekatan
peristiwa.
Kelompok
Nilai
Kelompok
nilai yang juga disebut sebagai kelompok kebutuhan dari para pengguna telah
cukup diketahui untuk memungkinkan dilakukannya pengambilan suatu teori
akuntansi yang memberikan input optimal bagi model-model keputusan tertentu.
Model akuntansi konvensional yang didasarkan atas pendekatan nilai memiliki
kelemahan-kelemahan, antara lain:
a.
Dimensinya terbatas
b.
Rencana-rencana klasifikasinya
tidaklah selalu tepat
c.
Tingkat agregasiinformasinya
terlalu tinggi
d.
Terlalu terbatasinya
tingkat integrasi dengan area-area fungsional yang lain dari sebuah
perusahaan
Pendekatan
Peristiwa
Pendekatan
peristiwa mengusulkan bahwa tujuan dari akuntansi adalah ”untuk memberikan
informasi mengenai peristiwa-peristiwa ekonomi yang relevan yang dapat berguna
dalam berbagai jenis model keputusan. Peristiwa mengacu pada semua tindakan
yang dapat digambarkan oleh satu atau lebih dimensi-dimensi atau atribut dasar.
Menurut Johnson, peristiwa berarti pengamatan yang mungkin dari
karakteristik-karakteristik tertentu dari sebuah tindakan dimana seorang
reporter dapat mengatakan saya meramalkannya dan melihatnya terjadi dengan ata
kepala saya sendiri.
Jadi, karakteristik dari suatu peristiwa dapat diamati secara langsung dan memiliki arti ekonomi yang signifikan bagi pengguna. Karakteristik dari peristiwa yang tidak menggunakan nilai moneter mungkin harus di ungkapkan. Pendekatan peristiwa juga mengasumsikan bahwa tingkat pengumpulan dan evaluasi dari data akuntansi akan ditentukan oleh pengguna, mengingat fungsi kerugian dari para pengguna.
Jadi, karakteristik dari suatu peristiwa dapat diamati secara langsung dan memiliki arti ekonomi yang signifikan bagi pengguna. Karakteristik dari peristiwa yang tidak menggunakan nilai moneter mungkin harus di ungkapkan. Pendekatan peristiwa juga mengasumsikan bahwa tingkat pengumpulan dan evaluasi dari data akuntansi akan ditentukan oleh pengguna, mengingat fungsi kerugian dari para pengguna.
2. Laporan Keuangan dan Pendekatan
Peristiwa
Dalam
pendekatan nilai, neraca dianggap sebagai suatu indikator dari posisi keuangan
perusahaan pada satu titik tertentu di satu waktu. Dalam pendekatan peristiwa,
neraca dianggap sebagai suatu komunikasi tidak langsung dari seluruh
peristiwa-peristiwa akuntansi yang relevan bagi perusahaan sejak ia dibentuk.
Dalam
pendekatan nilai, laporan laba rugi dianggap sebagai suatu indikator bagi
kinerja keuangan dari sebuah perusahaan pada satu periode tertentu. Dalam
pendekatan peristiwa, laporan laba rugi dianggap sebagai komunikasi langsung engenai
peristiwa-peristiwa operasional yang terjadi selama periode tertentu.
Dalam
pendekatan nilai, laporan arus kas dianggap sebagai suatu penyajian mengenai
perubahan kas. Dalam pendekatan peristiwa, laporan arus kas dianggap sebagai
suatu penyajian peristiwa-peristiwa keuangan dan investasi.
3. Teori Peristiwa Normatif dari Akuntansi
Tujuan
dari teori peristiwa normatif dari akuntansi adalah untuk maksimalkan
keakuratan peramalan laporan-laporan akuntansi dengan berfokus pada
atribut-atribut yang paling relevan dari peristiwa-peristiwa yang sangat
penting bagi pengguna. Teori ini meminta adanya:
·
Suatu taksonomi yang
eksplisit dari peristiwa-peristiwa nyata yang harus dilaporkan oleh akuntan.
·
Perencanaan klasifikasi
yang lebih efektif dengan referensi khusus pada label-label yang memungkinkan
untuk mengaitkan peristiwa tertentu dengan peristiwa lain yang berhubungan.
·
Pembuatan struktur
sistem informasi akuntansi berbasis peristiwa
4. Sistem Informasi Akuntansi Berbasis
Peristiwa
Satu
cara untuk memenuhi tujuan dari teori peristiwa normatif dari akuntansi adalah
dengan mengintegrasikan pendekatan peristiwa dengan pendekatan basis data pada
manajemen informasi yang mengansumsikan bahwa suatu perusahaan membuat sebuah
database yang dikelola secara terpusat dan dibagi diantara rentang pengguna
yang luas dengan kebutuhan yang sangat beragam. Sistem akuntansi seperti ini meliputi
model-model :
·
Model Hierarkis. Didasarkan
atas pemikiran mengenai suatu sistem informasi akuntansi – peristiwa yang
memungkinkan para pengguna untuk memberikan pertanyaan database.
·
Model jaringan. Didasarkan
atas konsep akuntansi multidimensional yang disampaikan oleh Ijiri dan Charnes,
Colantoni dan Cooper. Model ini menggunakan sebagai input database yang pada
awalnya belum terstruktur dan kumpulan pertanyaan atau permintaan data untuk
mengembangkan suatu struktur data hierarkis yang akan meminimalisasi jumlah
catatan yang harus diakses untuk menjawab suatu rangkaian yang diminta.
·
Model relasional. Didasarkan
pada teori matematis tentang relasi. Pada dasarnya suatu database suatu
kumpulan relasi-relasi berbagai tingkatan yang memiliki perbedaan waktu.
·
Model hubungan entitas.
Mengasumsikan bahwa suatu sistem akuntansi akan dapat dibuat modelnya secara
paling alamiah dalam suatu lingkungan database yang berupa kumpulan
entitas-entitas dunia nyata dan hubungan diantara entitas-entitas tersebut.
·
Model akuntansi REA
adalah suatu penyajian hubungan entitas umum dari fenomena akuntansi dengan
kompenen yang terdiri atas perangkat-perangkat yang mewakili sumber daya
ekonomi, peristiwa ekonomi, dan agen-agen ekonomi.
5. Evalusi atas Pendekatan Peristiwa
Pendekatan
peristiwa menawarkan kelebihan dan kekurangannya sendiri. Kelebihannya terutama
adalah dalam bentuk usaha-usaha untuk memberikan informasi mengenai peristiwa
ekonomi yang relevan yang mungkin bermanfaat bagi macam-macam model keputusan.
Sebagai hasilnya akan terdapat lebih banyak informasi yang tersedia bagi para
pengguna yang dapat menggunakan fungsi kegunaan untuk menentukan sifat dan
tingkat agregrasi dari informasi yang diperlukan dalam membuat keputusan.
Kegunaan dari pendekatan peristiwa dapat bergantung pada satu atau lebih
argumen dibawah ini:
a.
Kegunaan dari
pendekatan peristiwa mungkin bergantung pada keadaan psikologis dari si pengambil keputusan.
b.
Dapat terjadi kelebihan
informasi dari usaha percobaan untuk mengukur karakteristik yang relevan dari
seluruh peristiwa penting yang mempengaruhi perusahaan.
c.
Kriteria yang memadai
untuk pemilihan peristiwa yang penting belum dikembangkan.
d.
Mengukur seluruh
karakteristik dari suatu pendekatan peristiwa mungkin terbukti sulit untuk
dilakukan, melihat kondisi seni akuntansi saat ini.
B. PENDEKATAN
PERILAKU
1. Hakikat dari Pendekatan Perilaku
Pendekatan
perilaku pada formulasi teori akuntansi menekankan relevansi pengambilan
keputusandari informasi yang dikomunikasikan (orientasi keputusan-komunikasi)
dan perilaku individu dan kelompok yang ditimbulkan oleh komunikasi informasi
(orientasi pengambil keputusan). Akuntansi diasumsikan berorientasi pada
tindakan, tujuannya adalah untuk mempengaruhi tindakan secara langsung melalui
muatan informasional dari pesan yang disampaikan dan secara tidak langsung
melalui perilaku para akuntan.
Tujuan
dari ilmu keperilakuan adalah untuk memahami, menjelaskan dan meramalkan
perilaku manusia, yaitu untuk menetapkan generalisasi dari perilaku manusia
yang didukung oleh bukti empiris yang dikumpulkan dalam cara yang objektif oleh
prosedur-prosedur yang sepenuhnya terbuka untuk ditinjau, ditiru, dan dapat
diverifikasi oleh ilmuan-ilmuan lain yang berminat.
Tujuan mendasar dari akuntansi keperilakuan adalah untuk menjelaskan dan meramalkan perilaku manusia disemua konteks akuntansi yang mungkin terjadi.
Tujuan mendasar dari akuntansi keperilakuan adalah untuk menjelaskan dan meramalkan perilaku manusia disemua konteks akuntansi yang mungkin terjadi.
2. Dampak Perilaku Dari Informasi Akuntansi
Informasi
akuntansi dilihat dari segi isi dan formatnya mungkin dapat memberikan dampak
bagi masing-masing pengambilan keputusan. Maka dari itu, studi-studi penelitian
diarea ini telah memeriksa model-model pelaporan dan praktik pengungkapan untuk
menilai pilihan yang tersedia dilihat dari segi relevansi dan dampaknya pada
perilaku.
Studi-studi
ini dapat dibagi dalam lima kelompok umum, yaitu:
a. Kecukupan pengungkapan.
a. Kecukupan pengungkapan.
Digunakan 3 pendekatan
untuk menilai kecukupan pengungkapan yaitu:
·
menilai polayang
berkaitan dengan dimasukkannya informasi tertentu.
·
menilai persepeksi dan
sikap dari kelompok kepentingan yang berbeda
·
menilai sampai sejauh
mana item-item informasi yang berbeda diungkap dalam laporan tahunan dan faktor
tertentu dari perbedaan-perbedaan yang signifikan dalam kecukupan pengungkapan
keuangan antar perusahaan.
b. Kegunaan dari data laporan keuangan. Digunakan
dua pendekatan untuk menilai kegunaan dari data laporan keuangan, yaitu:
·
menilai arti penting
secara relatif dari analisis investasi item-item informasi yang berbeda baik
untuk pengguna maupun pembuat informasi keuangan.
·
menilai relevansi dari
laporan keuangan terhadap pengambilan keputusan dengan didasarkan pada
komunikai laboratorium dari data laporan keuangan dari segi kemudahan untuk
dibaca dan arti bagi pengguna secara umum
c. Sikap dari praktik-praktik pelaporan
perusahaan. Digunakan dua pendekatan untuk menilai sikap dari praktik-praktik
pelaporan perusahaan.
·
menilai preferensi
untuk teknik-teknik akuntansi alternatif
·
menilai sikap dari
permasalahan pelaporan umum
d. Pertimbangan materialitas. Digunakan
dua pendekatan untuk menilai pertimbangan materialitas
·
menilai faktor-faktor
utama yang menentukan pengumpulan, pengklasifikasian, dan perangkuman data
akuntansi
·
berfokus pada item-item
apa yang dianggap meterual oleh orang lain dan mencoba untuk menentukan tingkat
perbedaan yang diminta dalam data akuntansi sebelum perbedaan tersebut dianggap
ebagai material
e. Berbagai dampak keputusan dari prosedur
akuntansi alternatif. Terutama di dalam konteks penggunaan teknik-teknik
persediaan yang berbeda, informasi tingkat harga, dan informasi non akuntansi.
3. Dampak Linguistik dari Data Dan Teknik Akuntansi
Ada
empat dalil yang diperkenalkan yang diperoleh dari paradigma relativitas
linguistik yang bertujuan untuk secara konseptual mengintegrasikan
temuan-temuan penelitian mengenai dampak dari informasi akuntansi terhadap
perilaku penggunanya:
1) Para
pengguna yang membuat pembedaan leksikal tertentu dalam akuntansi akan mampu
berbicara dan menyelesaikan masalah yang tidak dapat dipecahkan oleh pengguna
yang tidak membuat perbedaan tersebut.
2) Para
pengguna yang membuat perbedaan leksikal tertentu dalam akuntansi akan mampu
melaksanakan tugas-tugas dengan lebih cepat.
3) Para
pengguna yang memiliki aturan akuntansi cenderung akan membedakan gaya dan
penekanan manajerial daripada mereka yang tidak memilikinya.
4) Teknik-teknik
akuntansi dapat cenderung memfasilitasi atau menjadikan lebih sulit beragam
perilaku-perilaku manajerial dari pihak pengguna.
Dalil-dalil
diatas telah di uji dan diverifikasi secara empiris dalam dua studi yang
menekankan pada dua arti dari pertimbangan-pertimbangan linguistik dalam
penggunaan informasi akuntansi dan dalam pembuatan standar internasional.
4. Fiksasi Fungsional Dan Data
Digunakan
dalam akuntansi, mengusulkan bahwa dalam kondisi tertentu seorang pengambil
keputusan mungkin tidak dapat menyesuaikan proses pengambilan keputusan
terhadap suatu perubahan dalam proses akuntansi yang memberikan data yang
mempengaruhinya.
Fiksasi fungsional diawali sebagai satu konsep dalam psikologi yang berasal dari investigasi mengenai dampak dari pengalaman masa lalu pada perilaku manusia.
Fiksasi fungsional diawali sebagai satu konsep dalam psikologi yang berasal dari investigasi mengenai dampak dari pengalaman masa lalu pada perilaku manusia.
Terdapat
bermacam-macam konsep untuk hasil-hasil dari fiskal fungsional dalam akuntansi,
yaitu:
·
Hipotesis pengondisian
·
Teori prospek dan
hipotesis penyusunan
·
Keterlibatan ego yang
pertama versus yang terbaru
5. Sifat Induksi Informasi
Perilaku
seorang individu dipengaruhi oleh informasi dalam dua cara, yaitu:
·
Melalui penggunaan
informasi ketika bertindak sebagai seorang penerima
·
Melalui induksi
informasi ketika bertindak sebagai seorang pengirim
Faktor
waktu juga dapat mengatur induksi sebagai berikut:
a) Komunikasi
dari informasi yang pada kenyataannya merupakan penggambaran dari perilaku
pengirimnyaatau di anggap seperti itu oleh pengirimnya.
b)
Konsekuensi-konsekuensi
yang mencerminkan kemungkinan efek-efek timbal balikpada pengirim informasi
akan sangat kondusif bagi induksi informasi
c)
Pengklasifikasian secara
luas dampak-dampak timbal balik bagi pengirim informasi yang muncul dari:
·
evaluasi eksternal atas
kinerja
·
regulasi dan
pengendalian atas operasi
·
interaksi dengan
keputusan-keputusan dari unit-unit keperilakuan yang lain
·
pengubahan-pengubahan
yang terjadi pada seperangkat pilihan yang terbuka bagi pengirim informasi.
C. PENDEKATAN
PEMROSESAN INFORMASI MANUSIA
Pendekatan pemrosesan
informasi manusia tumbuh dari adanya suatu keinginan untuk meningkatkan baik
perangkat informasi yang disajikan kepada pengguna dari data keuangan maupun
kemampuan dari pengguna untuk menggunakan informasi tersebut.
Terdapat tiga komponen utama dari model pemrosesan infoormasi, yaitu input, proses, dan output. Study dari perangkat input informasi berfokus pada variabel-variabel yang kemungkinan besar akan mempengaruhi bagaimana cara seseorang memroses informasi untuk pengambilan keputusan.
Terdapat tiga komponen utama dari model pemrosesan infoormasi, yaitu input, proses, dan output. Study dari perangkat input informasi berfokus pada variabel-variabel yang kemungkinan besar akan mempengaruhi bagaimana cara seseorang memroses informasi untuk pengambilan keputusan.
Variabel-variabel yang
dilihat adalah:
·
karakteristik skala
dari masing-masing isyarat (tingkat pengukuran, diskret atau kontinu, deterministik
atau probabilistik).
·
sifat-sifat statistikal
dari perangkat informasi (jumlah isyarat, karakteristik distribusional,
hubungan antar isyarat, dimensionalitas yang mendasari.
·
muatan informasional
atau signifikansi prediktif (bias, dapat di andalkan atau bentuk dari hubungan
dengan kriteria).
·
metode penyajian (format,
ukuran, tingkat agregasi).
·
konteks (kondisi
pandangan secara fisik, instruksi, karateristik tugas dan umpan balik)
Studi-studi
mengenai komponen proses berfokus pada variabel-variabel yang mempengrauhi
pengambilan keputusan seperti:
·
karakteristik dari
pertimbangan
·
karakteristik dati
aturan-aturan keputusan
Studi-studi
mengenai komponen output berfokus pada variabel yang berhubungan dengan
pertimbangan, peramalan atau keputusan yang kemungkinan besar akan mempengaruhi
cara pengguna mempross informasi.
Variabel variabel
tersebut meliputi:
a) mutu
dari pertimbangan
b) wawasan
dari (penggunaa isyarat subjektif, kualitas keputusan yang diterima, dan persepeksi
dari karakteristik perangkat informasi)
Perbedaan
penekanan pada ketiga komponen dari model pemrosesan informasi mengarah pada
penggunaan empat pendekatan yang berbeda, yaitu
1. Pendekatan
model lensa. pendekatan model lensa memungkinkan adanya pengakuan secara
eksplisit atau saling ketergantungan antara variabel-variabel lingkungan dan
spesifik individu. Model lensa digunakan untuk menilai situasi-situasi
pertimbangan manusia dimana seseorang membuat pertimbangan berdasarkan atas
seperangkat isyarat yang eksplisit dari lingkungan. Odel ini menekankan
kesamaan antara lingkungan dan respons dari subjek.
Berbagai
jenis masalah keputusan akuntansi yang telah dilihat dengan menggunakan model
lensa, antara lain:
·
studi-studi pencatatan
kebijakan, yang melihat arti penting secara relatif dari isyarat-isyarat yang
berbeda dalam proses pertimbangan dan konsensus diantara para pengambil
keputusan.
·
keakuratan dari
pertimbangan yang dibuat dengan basis isyarat-isyaratakuntansi.
·
dampak dari
karakteristik pekerjaan terhadap pencapaian dan pembelajaran
2. Pertimbangan Probabilistik
Pertimbangan
probabilistik yang dikenal sebagai pendekatan Bayesian, pertama berfokus pada
suatu perbandingan antara pertimbangan-pertimbangan probabilitas intuitif
dengan model normatif. Penelitian mengenai ditinggalkannya perilaku pengambilan
keputusan secara normatifberfokus pada heuritis dan bias-bias yang pada
dasarnya adalah kepresentatifan dalam pengauditan, penyandaran dalam
pengauditan, penyandara dalam pengendalian manajemen, dan penyandaran dalam
analisis keuangan dan pada kemampuan dari pengambilan keputusan untuk
melaksanakan perannya sebagai evaluator informasi.
3. Perilaku Prakeputusan
Perilaku
prakeputusan umumnya diuji dengan menggunakan metode pelacakan proses. Metode ini
telah mengalami evolusi dari teori tentang pemecahan masalah yang dikembangkan
oleh Newell dan Simon, yang berpendapat bahwa manusia memiliki ingatan jangka
pendek dengan kapasitas yang terbatas dan ingatan jangka panjang yang
sepertinya tidak terbatas.
Pelacak-pelacak
proses cenderung mengandalkan empat metoda dibawah ini :
•
Pergerakan mata
•
Perilaku pencarian
informasi
•
Penyertaan isyarat
informasi atau waktu respons
• Protokol
introspektif verbal
Melihat
potensi kewajaran dari strategi pengodean protokol verbal yang diterapkan oleh
para peneliti, payne mengusulkan penggunaan etode pengumpulan data tambahan
lainnya sehingga hasil dari beberapa motode tersebut dapat saling
diperbandingkan untuk menentukan konvergensi mereka. Joyce dan Libby menambahkan
kelemahan-kelemahan berikut:
·
Sangat banyaknya jumlah
kumpulan data dari studi-studi seperti itu yang membatasi jumlah subjek yang
dapat dipelajari.
·
Kurangnya teknik-teknik
pengodean sasaran.
4. Pendekatan Gaya Kognitif
Pendekatan
gaya kognitif berfokus pada variabel-variabel yang kemungkinan besar akan
memberikan sebuah dampak pada kualitas dari pertimbangan yang dibuat oleh para
pengambil keputusan.
Gaya
kognitif adalah adalah sebuah gagasan hipotetis yang digunakan untuk
menjelaskan proses mediasi yang terjadi antara stimuli dan respons.
Ada lima pendekatan yang diketahui dari studi mengenai gaya kognitif dalam psikologi, antara lain:
Ada lima pendekatan yang diketahui dari studi mengenai gaya kognitif dalam psikologi, antara lain:
·
Otoriterianisme
·
Dogmatisme
·
Kompleksitas kognitif
·
Kompleksitas integratif
·
Ketergantungan pada bidang
5. Relativisme Kognitif Dalam Akuntansi
Revolusi
kognitif dalam psikologi sosial telah menciptakan adanya suatu perhatian yang
kuat tentang struktur ilmu pengetahuan mengenai ingatan pada umumnya, dan
bagaimana seseorang belajar pada khususnya.
6. Relativisme Kultural Dalam Akuntansi
Relativisme
kultural mengendalikan bahwa kebudayaan membentuk fungsi kognitif dari
individu-individu yang berhadapan dengan suatu fenomena akuntansi atau audit.
Terdapat bermacam-macam konsep mengenai kebudayaan dalam antropologi yang menunjukkan adanya tema yang berbeda-beda dalam penelitian akuntansi.
Terdapat bermacam-macam konsep mengenai kebudayaan dalam antropologi yang menunjukkan adanya tema yang berbeda-beda dalam penelitian akuntansi.
a)
Mengikuti
fungsionalisme Malinowski
b)
Mengikuti
fungsionalisme struktural radcliffe-Brown
c)
Mengikuti ilmu etnik
Goodenough
d)
Mengikuti antropologi
simbolis Geertz
e) Mengikuti
strukturalisme Levi-Strauss.
Diterapkan
pada akuntansi, kebudayaan dapat dipandang sebagai medium akuntansi. Kebudayaan
pada intinya menentukan proses pertimbangan/keputusan dalam akuntansi. Model
mengendalikan kebudayaan melalui komponen-komponen, elemen-elemen dan
dimensi-dimensi, menentukan struktur organisasional yang dipergunakan, perilaku
mikro-organisasional, dan fungsi kognitif dari individu sedemikian rupa
sehingga pada akhirnya memengaruhi proses pertimbangan/keputusan mereka ketika
mereka berhadapan dengan suatu fenomena akuntansi dan/atau audit.
D. EVALUASI
ATAS PENDEKATAN PERILAKU
Kebanyakan penelitian
akuntansi keperilakuan yang telah dibahas di bagian-bagian sebelumnya telah
mencoba untuk menetapkan generalisasi mengenai perilaku manusia sehubungan
dengan informasi akuntansi. Sasaran implisit dari seluruh studi ini adalah
untuk mengembangkan dan memverifikasi hipotesis-hipotesis perilaku yang relevan
bagi hipotesis-hipotesis teori akuntansi mengenai kecukupan pengungkapan,
kegunaan data laporan keuangan, sikap mengenai praktik-praktik pelaporan
perusahaan, pertimbangan materialitas, dampak-dampak keputusan dari prosedur
akuntansi alternatif, dan komponen-komponen dari suatu model pemrosesan informasi
(input, proses, dan output).
Akan tetapi sasaran
implisit ini belum tercapai karena kebanyakan penelitian eksperimentak dan
survei dalam perilaku akuntansi menderita kekurangtegasan teoretis dan
metodologis.
0 komentar:
Posting Komentar