Disusun Oleh:
1) Qonita Shabrina 120422425904
2) Ratna Ardiyanti 120422425905
Offering P
Jurusan S1 Akuntansi
Universitas Negeri Malang
Pendekatan Regulatoris untuk Perumusan Teori Akuntansi
5.1. Hakikat
Standar Akuntansi
5.2. Tujuan
Penetaoan Standar
5.3. Entitas-entitas
yang Berkepentingan dengan Standar Akuntansi
5.3.1. Individual dan Kantor Akuntan Publik
5.3.2. American Institute of Certified Public
Accountants (AICPA)
5.3.3. American Accounting Association (AAA)
5.3.4. Financial
Accounting Standards Board (FASB)
5.3.5. Securuties and Exchange Commission (SEC)
5.3.6. Organisasi Profesional Lainnya
5.3.7. Para Pengguna Laporan Keuangan
5.4. Siapa
yang Berwenang Menetapkan Standar?
5.4.1. Teori Tentang Regulasi
5.4.2. Haruskah Kita Mengatur Akuntansi?
5.4.3 Pendekatan Pasar Bebas
5.4.4. Regulasi Standar Akuntansi di Sektor Swasta
5.4.5. Regulasi Standar Akuntansi di Sekitar Publik
5.5. Legitimasi
Proses Penetapan Standar
5.5.1. Prognosis Pesimistik
5.5.2. Prognosis Optimistik
5.6. Standar
Akuntansi yang Berlebihan
5.6.1 Dampak dari Standar Akuntansi yang Berlebihan
5.6.2 Solusi Bagi Masalah Standar Akuntansi yang
Berlebihan
5.7. Pilihan
Dalam Akuntansi
5.8. Strategi
Penetapan Standar bagi Negara-negara Berkembang
5.8.1. Pendekatan Evolusioner
5.8.2. Pendekatan transfer Teknologi
5.8.3. Penggunaan Standar Akuntansi Internasional
5.8.4. Strategi Situasional
5.1. Hakikat Standar Akuntansi
Standar akuntansi
biasanya terdiri atas tiga bagian:
1. Deskripsi
masalah yang harus dipecahkan
2. Diskusi
dengan pertimbangan yang sehat (kemungkinan dengan melihat teori-teori
fundamental)
3. Selanjutnya,
sejalan dengan keputusan atau teori yang ada, solusi yang disarankan
Edey membagi persyaratan-persyaratan
standar menjadi empat tipe utama:
1. Tipe
1 menyatakan bahwa para akuntan harus memberitahukan kepada masyarakat apa yang
mereka lakukan dengan mengungkapkan berbagai metode dan asumsi (kebijakan
akuntansi) yang mereka gunakan.
2. Tipe
2 ditujukan kepada tercapainya suatu keseragaman dalam penyajian
laporan-laporan akuntansi
3. Tipe
3 meminta adanya pengungkapan atas masalah-masalah spesifik di mana pengguna
mungkin diminta untuk menerapkan pertimbangannya sendiri
4. Tipe
4 mensyaratkan dibuatnya keputusan implisit atau eksplisit mengenai valuasi
(penilaian) aktiva dan penentuan laba yang telah disetujui.
Beberapa alasan tepat tentang mengapa
standar harus dibuat adalah:
1. Standar
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan penyelenggaraan
sebuah perusahaan kepada para pengguna informasi akuntansi.
2. Standar
memberikan pedoman dan aturan tindakan bagi para akuntan publikyang
memungkinkan mereka untuk menerapkan kehati-hatian dan kebebasan dalam
“menjual” keahlian dan integritas mereka dalam mengaudit laporan-laporan
perusahaan dan membuktikan validitas dari laporan-laporan tersebut.
3. Standar
memberika database kepada pemerintah mengenai berbagai variabel yang dianggap sangat
penting dalam pelaksanaan perpajakan, regulasi perusahaan, perencanaan dan
regulasi ekonomi, serta peningkatan efisiensi ekonomi dan sasaran-sasaran
sosial lainnya.
4. Standar
menumbuhkan minat dalam prinsip-prinsip dan teori-teori bagi mereka yang memiliki
perhatian dalam disiplin ilmu akuntansi.
5.2. Tujuan Penetapan Standar
Ada dua pendekatan yang
dapat dilakukan:
1. Pendekatan
ketepatan penyajian
2. Pendekatan
konsekuensi ekonomi
Pendekatan
yang terakhir, dikenal sebagai pendekatan kritikal-interpretatif, berpendapat
bahwa pelaporan keuangan hendaknya digunakan sebagai suatu instrumen perubahan
sosial, dan bahkan suatu perubahan sosial yang radikal.
Perbedaan
ketiga pendekatan ini: pendekatan ketepatan penyajian, pendekatan konsekuensi
ekonomi, dan pendekatan kritikal-interpretatif, timbul dari komitmen normatif
terhadap sasaran pelaporan keuangan yang saling bertentangan.
5.3. Entitas-Entitas Yang Berkepentingan Dengan
Standar Akuntansi
5.3.1. Individual dan Kantor Akuntan Publik
Individual dan kantor
akuntan publik bertanggung jawab melalui auditor-auditor mereka untuk secara
independen mensertifikasi bahwa laporan keuangan perusahaan telah menyajikan
hasil dari aktivitas bisnis dengan wajar dan akurat.
5.3.2. American Institute of Certified Public Accountants
(AICPA)
5.3.3. American Accounting Association (AAA)
AAA adalah organisasi para akademisi akuntansi dan setiap individu yang
tertarik dengan peningkatan praktik dan teori akuntansi.
5.3.4. Financial
Accounting Standards Board (FASB)
FASB adalah badan independent yang berwenang dan ditugaskan untuk
menetapkan dan meningkatkan standar pelaporan dan akuntansi keuangan, yaitu
standar-standar yang berhubungan dengan pencatatan informasi yang bermakna
mengenai peristiwa dan transaksi ekonomi dalam cara yang berguna dalam laporan
keuangan.
5.3.5. Securuties and Exchange Commission (SEC)
SEC bertanggung jawab untuk menyelenggarakan administrasi berbagai hukum
yang dimaksudkan untuk mengatur sekuritas dan untuk memastikan ketepatan dari
pelaporran keuangan dan pengungkapan perusahaan amerika.
5.3.6. Organisasi Profesional Lainnya
Setiap organisasi
secara aktif terlibat dalam pembuatan standar akuntansi di negaranya
masing-masing dan dalam memajukan fondasi dasar dari akuntansi.
5.3.7. Para Pengguna Laporan Keuangan
Berbagai kelompok yang
tertarik akan hasil dari aktivitas organisasi yang berorientasi laba dapat
dibedakan menjadi pengguna langsung dan pengguna tidak langsung. Pengguna
langsung meliputi:
1. Pemilik
perusahaan dan para pemegang sahamnya
2. Kreditor
dan pemasok
3. Manajemen
perusahaan
4. Otoritas
perusahaan
5. Pekerja
dalam suatu organisasi
6. Para
pelanggan
Sedangkan pengguna tidak langsung
meliputi:
1. Analis
dan penasehat keuangan
2. Bursa
saham
3. Pengacara
4. Pihak-pihak
yang berwenang dalam pengaturan atau pendaftaran
5. Pers
keuangan dan agen-agen pelaporan
6. Asosiasi
perdagangan
7. Serikat
pekerja
8. Pesaing
(kompetitor)
9. Masyarakat
umum
10. Departemen
pemerintahan lainnya
Sebuah
daftar yang memuat para konstituen dari lingkungan pelaporan keuangan terdiri
atas:
I.
Para investor
a. Terdiversifikasi
vs Tidak terdiversifikasi
b. Aktif
vs Pasif
c. Profesional
vs Nonprofesional
II.
Perantara informasi
a. Analis
keuangan
b. Agen
pemeringkat obligasi
c. Agen
pemeringkat saham
d. Layanan
penasehat investasi
e. Perusahaan
pialang
III.
Para regulator
a. FASB
b. SEC
c. Kongres
IV.
Manajemen
a. Perusahaan
bersar vs Perusahaan kecil
b. Perusahaan
publik vs Perusahaan pribadi
V.
Auditor
a. Nasional
vs Lokal
b. Praktik
SEC vs Praktik Non-SEC
Para
pengguna langsung maupun tidak langsung memiliki sekumpulan tujuan yang beragam
dan saling bertentangan. Pada dasarnya, kedua jenis pengguna ini memiliki
kebutuhan informasi yang berbeda. Ada tiga jenis laporan keuangan yang dapat
dibuat:
1. Laporan
keuangan untuk tujuan umum yang dapat memenuhi kebutuhan umum dari para
pengguna
2. Laporan
kuangan untuk tujuan khusus yang memenuhi kebutuhan dari kelompok pengguna
tertentu
3. Pengungkapan-pengungkapan
yang berbeda menyajikan angka-angka yang berbeda untuk dipilih oleh para
penggunanya.
Para
pengguna tidak langsung yang paling penting biasanya adalah analis dan
penasehat keuangan. Pada dasarnya, kedua jenis pengguna ini memiliki kebutuhan
informasi yang berbeda. Ada tiga jenis laporan keuangan yang dapat dibuat:
1. Laporan
keuangan untuk tujuan umum yang dapat memenuhi kebutuhan umum dari para
pengguna. Dalam perancangan laporan keuangan yang disajikan di kebanyakan
laporan tahunan ini, para akuntan mengambil asumsi bahwa laporan tersebut akan
memnuhi kebutuhan umum dari para pengguna.
2. Laporan
keuangan untuk tujuan khusus yang memenuhi kebutuhan dari kelompok pengguna
tertentu.
3. Pengungkapan-pengungkapan
yang berbeda menyajikan angka-angka yang berbeda untuk dipilih oleh para
pengguna. Apapun jenis laporan keuangan yang digunakan, kebanyakan pengguna
akan menjadi kelompok-kelompok yang memberikan tekanan untuk mempengaruhi
pengembangan prinsip-prinsip akuntansi sedemikian sehingga tujuan-tujuan mereka
dapat terpenuhi.
5.4. Siapa Yang Berwenang Menetapkan Standar?
5.4.1. Teori Tentang Regulasi
Terdapat
dua kategori utama dalam regulasi suatu industri tertentu:
1. Teori-teori
kepentingan publik
2. Kelompok
yang berkepentingan atau teori-teori tangkapan
Teori-teori
kepentingan publik (public-interest theories) dari regulasi berpendapat bahwa
regulasi diberikan sebagai jawaban atas permintaan publik akan perbaikan dari
harga pasaryang tidak efisien atau tidak adil.
Kelompok
yang berkepentingan atau teori-teori
tangkapan (interest-group or capture theories) dari regulasi berpendapat
bahwa regulasi diberikan sebagai jawaban atas permintaan dari kelompok dengan
kepentingan khusus, dengan tujuan untuk memaksimalkan laba dari para
anggotanya. Versi utama dari teori ini adalah:
1. Teori
regulasi kaum elit yang menguasai politik
2. Teori
regulasi ekonomi
5.4.2. Haruskah Kita Mengatur Akuntansi?
Terjadi perdebatan
mengenai apakah akuntansi sebaiknya diatur atau tidak. Mereka yang mendukung
opini pasar yang tidak di regulasi menggunakan teori keagenan untuk
mempertanyakan mengapa harus terdapat insentif-insentif dalam pelaporan yang
andal dan bersifat sukarela kepada pemilik.
Bagi mereka yang
mendukung pasar yang di regulasi menggunakan argumentasi kepentingan publik.
Pada dasarnya, baik kegagalan pasar maupun kebutuhan untuk mencapai sasaran-sasaran sosial akan menentukan
pengaturan dari akuntansi. Kegagalan pasar, sebagai alokasi pengeluaran yang di
bawah nilai optimal, mungkin merupakan akibat dari:
1. Keengganan
suatu perusahaan untuk mengungkapkan informasi tentang dirinya sendiri, karena
ia merupakan pemasok monopoli dari
informasi tersebut,
2. Terjadinya
kecurangan,
3. Kurangnya
produksi informasi akuntansi sebagai barang publik.
5.4.3 Pendekatan Pasar Bebas
Pendekatan
pasar bebas untuk penetapan standar akuntansi dimulai dari suatu asumsi dasar
bahwa informasi akuntansi adalah sebuah barang ekonomi, sama seperti barang
atau jasa lainnya. Oleh sebab itu, ia menjadi atas kekuatan permintaan dari
pengguna dan kekuatan pasok oleh penyedia yang berminat. Hasil yang terjadi
adalah suatu jumlah optimal dari informasi yang diungkapkan pada harga yang
optimal.
Para
pengajar pendekatan regulatoris (baik publik maupun umum) berpendapat bahwa
terjadi kegagalan pasar baik secara eksplisit maupun implisit dalam pasar
pribadi untuk informasi:
1. Secara
umum, kegagalan pasar eksplisit diasumsikan terjadi ketika baik jumlah atau
mutu dari barang dihasilkan di sebuah pasar yang tidak diatur berbeda dari
biaya pribadi dari dan keuntungan yang diperoleh dari barang tersebut, dan
solusi pasar menimbulkan terjadinya suatu alokasi sumber daya non-Pareto.
2. Teori-teori
kegagalan apsar eksplisit berfokus pada satu atau lebih klaim-klaim berikut
yang mengatakan bahwa terdapat kelemahan-kelemahan dalam pasar pribadi
informasi akuntansi:
a. Kendali
monopoli atas informasi oleh manajemen.
Hipotesis ini mengklaim bahwa para
akuntan memiliki suatu pengaruh monopolistik atas data yang diberikan dan
digunakan oleh pasar. Akibatnya, pasar tidak benar-benar dapat membedakan
antara dampak-dampak nyata dengan akuntansi saja, dan mungkin dapat disesatkan
oelh perusahaan-perusahaan akuntansi.
b. Investor
yang naif.
Hipotesis ini mengklaim bahwa investor
yang tidak begitu memahami beberapa teknik-teknik dan trasnformasi akuntansi
yang rumit akan dapat “ditipu” oleh penggunaan teknik-teknik yang berbeda oleh
perusahaan-perusahaan yang sebanding, dan mungkin tidak akan dapat menyesuakan
proses pengambilan keputusannya dan memperhitungkan perbedaan dari
prosedur-prosedur akuntansi tersebut.
c. Fiksasi
fungsional.
Adanya perdebatan bahwa dalam
kondisi-kondisi tertentu para investor mungkin tidak akan mampu mengubah proses
pengambilan keputusan mereka sebagai respon atas terjadinya perubahan dalam
proses akuntansi yang mendasari dan memberikan data bagi mereka.
d. Angka-angka
yang menyesatkan.
Karena akuntansi sangat mengandalkan bermacam-macam
basis valuasi dan bermacam-macam prosedur alokasi yang tidak berdasar dan tidak
dapat diperbaiki, maka hasil output akuntansi menjadi tidak berarti atau
menyesatkan untuk digunakan dalam tujuan pengambilan keputusan.
e. Prosedur
yang berbeda-beda.
Mengingat fleksibilitas yang terdapat
dalam pemilihan teknik-teknik akuntansi yang digunakan untuk melaporkan
peristiwa-peristiwa tertentu dan kecenderungan dari manajemen untuk menyajikan
suatu gambaran yang “diinginkan,” hasil outpit akuntansi dari satu perusahaan jika
dibandingkan dengan perusahaan lain menjadi kurang dapat diperbandingkan dan
bermanfaat.
f.
Kurangnya objektivitas.
Tidak adanya kriteria objektivitas yang dapat
menjadi dasar bagi manajemen untuk memilih teknik-teknik akuntansinya
mengakibatkan hasil output yang tidak dapat diperbandingkan.
5.4.4. Regulasi Standar Akuntansi di Sektor Swasta
Penyusunan standar secara swasta di Amerika
Serikat meliputi Committee on Accounting Procedures (1939-1959), Accounting
Priciples Board (1959-1973) dan Financial Accounting Standar Board
(1973-sekarang).
Argumen yang digunakan
pendukungnya antara lain;
1.
FASB terlihat lebih responsif terhadap berbagai konstituen.
2.
FASB tampak mampu menarik, sebagai anggota atau staf, orang-orang yang
memiliki pengetahuan teknis yg diperlukan utk mengembangkan,
mengimplementasikan sistem pengukuran dan pengungkapan alternatif
3.
FASB terlihat sukses dlm memperoleh tanggapan dari berbagai
konstituensinya dan dalam menanggapi sejumlah masukan.
4.
Argumen yang digunakan penentangnya antara lain;
5.
FASB tidak memiliki statutori dan kekuatan untuk memaksakan aturan yang
dibuatnya, serta menghadapi penolakan oleh Kongres maupun oleh lembaga
pemerintah lainnya.
6.
FASB sering dituduh tidak independen dari dari konstituennya yang besar,
kantor akuntan publik dan korporasi.
7.
FASB sering dituduh lamban dalam menanggapi isu-isu utama yang krusial
bagi sejumlah konstituennya.
Para pendukung dewan tetap
mempertahankan bw pertimbangan yg mendalam akan memungkinkan FASB memperbaiki
akibat yang tidak diinginkan dari suatu pernyataan. Hal ini menimbulkan
persoalan tambahan, karena standar yang ditawarkan akan memiliki kesempatan
yang kecil untuk diterapkan apabila secara umum tidak memperoleh dukungan.
5.4.5 Regulasi Standar
Akuntansi di Sekitar Publik
Prinsip umum regulasi
menurut Elliot dan Schuetze :
1.
Regulasi tidak boleh melanggar hak asasi manusia dan undang-undang
dasar.
2.
Regulasi harus dirancang untuk mencegah kemungkinan atau realitas
perubahan sosial.
3.
Regulasi harus mencerminkan kepentingan publik.
4.
Regulasi seharusnya tidak digunakan sektor swasta bila tujuannya dapat
dicapai oleh institusi sektor swasta.
5.
Regulasi yang potensial seharusnya tidak menanggung beban bahwa regulasi
tersebut telah terjamin kekuatannya, daripada para pendukung regulasi harus
membuktikan bahwa regulasi tsb memang terjamin.
6.
Tindakan yg berhubungan dengan regulasi seharusnya tidak digunakan untuk
memperbaiki pelanggaran hukum, atau memerangi perilaku anti sosial.
Kegagalan regulasi menurut
Buckey dan O'Sullivan :
1.
Zero-cost phenomenom:
regulasi sama sekali tidak menanggung kerugian yang ditimbulkan dari
kegagalannya.
2.
Regulatory lag :
akibat darr penundaan regulasi.
3.
Regulatory trap: mengacu
pada kesulitan-kesulitan untuk membalik regulasi yang ada
4.
Tar-baby effect merupakan
akibat yang ditimbulkan dari kecenderungan regulasi untuk terus berkembang.
5.4.6 Legitimasi Proses
Penetapan Standar
Prognosis
pesimistis
Legitimasi penyusunan
standar kadang dihubungkan dengan kemampuannya untuk menghasilkan sistem
akuntansi optimal yaitu sistem dimana keuntungan yang diharapkan oleh pemakai
strategi keputusan optimal, dapat lebih besar atau paling tidak sama dengan
keuntungan yang diperoleh dari sistem lain.
Implikasinya tidak ada
alternatif penyajian laporan keuangan yang didasarkan pada aturan akuntansi
lain yang dapat menyajikan manfaat yang lebih baik.
Demski berpendapat bahwa :
·
Proses penyusunan standar akuntansi harus memuaskan agar dapat disahkan.
·
Tidak akan ada sekumpulan standar ang selalu mencari alternatif sesuai
preferensi dan keyakinan.
Prognosis pesimistik ini
diperluas untuk menunjukkan :
·
Bahwa pemilihan alternatif laporan kuangan pada akhirnya memerlukan
pertukaran antara keuntungan seseorang di satu sisi dengan yang lainnya.
·
Bahwa resolusi alternatif laporan keuangan akan mensyaratkan kebijakan
nilai atau etika yang akan dipertukarkan dengan kesejahteraan seseorang dan
dalam dimensi apa terhadap kesejahteraan siapa.
Prognosis
optimistik
Cushing memberikan
prognosis optimistik tentang tanggung jawab prinsip akuntansi optimal dengan
catatan bahwa asumsi heterogenitas pengguna ditinggalkan.
Bromwich menawarkan
prognosis optimistik tentang kemungkinan standar-standar akuntansi yang
bersifat parsial, yaitu standar-standar untuk satu atau lebih masalah-masalah
akuntansi yg menjadikannya terisolasi dari standar atau masalah akuntansi
lainnya.
Chamber mengajukan suatu
ilmu yg mengasumsikan adanya norma atau standar yang berlaku pada situasi
tertentu. Norma adalah informasi yang mewakili arus uang maupun nilai moneter
dari aset serta jumlah arus utang lain setiap waktu. Bila norma tidak tersedia,
Chamber menyarankan agar menggunakan alternatif lain yang dapat menyajikan
pengukuran dengan nilai yang mendekati.
Proses penyusunan dengan
dasar constitutional calculus menetapkan legitimasi FASB
berdasarkan :
·
kemampuannya dalam menyajikan jaminan prosedur yang memadai.
·
kemampuannya untuk memaksakan batasan yang memadai dalam proses
pemilihan untuk menjamin hasil yang dapat diterima.
·
keseimbangan pengendalian antara prosedural dan hasil yang ditetapkan
oleh proses penyusunan standar FASB.
5.6. Standar Akuntansi yang Berlebihan
Standar akuntansi yang
berlebihan umumnya dihubungkan dengan perkembangan standar akuntansi. Situasi
berikut telah ikut dikaitkan dengan masalah tersebut:
1. Standar
yang terlalu banyak
2. Standar
yang terlalu detail
3. Tidak
ada standar yang tegas, membuat pemilihan suatu aplikasi menjadi sulit
4. Standar
untuk tujuan umum tidak mampu mengatasi perbedaan-perbadaan yang terdapat dalam
kebutuhan dari para pembuat, pengguna, dan CPA
5. Standar
untuk tujuan umum tidak mampu mengatasi perbedaan-perbedaan yang terdapat
diantara:
a. entitas
publik dan nonpublik
b. laporan
keuangan tahunan dan interim
c. perusahaan-perusahaan
besar dan kecil
d. laporan
keuangan yang telah diaudit dan belum diaudit.
6. Pengungkapan
yang berlebihan, pengukuran yang rumit, atau kedua-duanya.
5.6.1 Dampak dari Standar Akuntansi yang Berlebihan
Standar akuntansi yang
terlalu banyak, terlalu sempit, dan kaku dapat berpengaruh serius terhadap
kinerja akuntan, nilai informasi yang disajikan bagi para penguna, dan
keputusan yang dibuat para manajer.
Akuntan dapat
kehilangan orientasinya terhadap tugas sesungguhnya sebagai akibat banyaknya
data yang diperlukan saat memenuhi ketentuan suatu standar.
Audit dapat memenuhi
kegagalan, karena akuntan dapat kehilangan fokus audit dan mungkin lupa untuk
melakukan prosedur audit.
Pertentangan praktik
pada kenyataannya dpt dijumpai dalam pertemuan antara; permintaan terhadap
standar profesional dengan ketidak puasan klien perusahaan kecil terhadap beban
standar yg dipaksakan terhadap mereka.
5.6.2 Solusi Bagi Masalah Standar Akuntansi
yang Berlebihan
·
Tidak adanya perubahan,
mempertahankan apa yang sudah ada (status quo)
·
Perubahan dari PABU
tunggal dan seragam untuk seluruh usaha bisnis menjadi dua kelompok PABU
sehingga terdapat PABU tersendiri utk entitas tertentu.
·
Perubahan PABU untuk
mempermudah penerapannya dalam setiap usaha bisnis.
·
Menentukan alternatif
pengungkapan dan pengukuran yang berbeda.
·
Perubahan dalam standar
pelaporan CPA atas laporan keuangan.
·
Alternatif terhadap
PABUsebagai dasar yang sifatnya pilihan dalam penyajian laporan keuangan.
5.7. Pilihan Dalam Akuntansi
Motivasi (kategori sasaran) dilakukannya pilihan dalam
akuntansi: 1) pembuatan kontrak (perspektif pembuatan kontrak yang
efektif), 2) pemberian harga atas aktiva, 3) mempengaruhi pihak-pihak
eksternal.
5.8. Strategi Penetapan Standar bagi
Negara-negara Berkembang
Karakteristik
negara-negara berkembang memiliki sistem akuntansi yang secara relatif kurang
memadai dan kurang dapat diandalkan serta institut-institut yang umumnya baru
dan belum teruji. Proses penetapan standar di negara-negara berkembang tidak
mengikuti suatu strategi yang unik dan tepat bagi tiap-tiap negara dan konteks.
Bahkan, ada empat jenis strategi yang dapat diidentifikasi:
1. pendekatan
evolusioner
2. pengembangan
melalui transfer teknologi akuntansi
3. penerapan
standar akuntansi internasional
4. pengembangan
standar akuntansi yang didasarkan atas analisis dari prinsip-prinsip dan
praktik-praktik akuntansi di negara-negara maju terhadap latar belakang dari
investasi yang mendasari.
5.8.1. Pendekatan Evolusioner
Pendekatan evolusioner
terdiri atas pendekatan isolasionis atas perbuatan standar di mana negara
berkembang mengembangkan standarnya sendiri tanpa gangguan ataupun pengaruh
dari luar. Negara berkembang tersebut menentukan tujuan-tujuan dan
kebutuhan-kebutuhan akuntansi sendiri secara spesifiki dan selanjutnya memenuhi
mereka dengan teknik-teknik, konsep-konsep, institusi, profesi, dan
pendidikannya sendiri dalam kondisi terisolasi.
5.8.2. Pendekatan transfer Teknologi
Pengembangan melalui
transfer teknologi akuntansi dapat diakibatkan dari operasi dan aktivitas dari
kantor akuntan internasional, perusahaan-perusahaan multinasional, dan para
akademisi yang berpraktik di negara-negara berkembang atau berbagai
perjanjian-perjanjian internasional dan kesepakatan kerja sama yang meminta
dilakukannya pertukaran informasi dan teknologi.
Rencana
ekonomi memuat subrencana serta strategi untuk melakukan transfer teknologi
akuntansi, yang terdiri atas:
1. tujuan-tujuan
bagi transfer teknologi akuntansi
2. strategi
3. saluran
melakukan transfer
4. tingkatan-tingkatan
dari teknologi akuntansi
Tiga
jenis teknologi indifidu,organisasi, dan profesional independent didefinisikan
sebagai berikut
T1:
tingkat pengetahuan akuntansi teknis yang dimiliki oleh indifidual
T2: tingkat kecanggihan
teknik akuntansi yang digunakan oleh pemerintah dan organisasi bisnis
T3: tingkat kemajuan dari
suatu profesi akuntansi independent
5.8.3. Penggunaan Standar Akuntansi Internasional
strategi yang juga tersedia bagi negara-negara
berkembang adalah bergabung dengan internasional acoounting standards committee
(IAFC) atau badan standar internasional lalinnnya yang telah diidentifikasi
sebelumnya dan menerapkan ketetapan secara borongan.alasan diblakang strategi
ini mungkin adalah untuk :
A. memperkecil biaya persiapan dan pembuatan standar
akuntansi
B. bergabung
dengan dorongan harmonisasi internasional
C. memfasilitasi
pertumbuhan infestasi asing yang mungkin dibutuhkan
D. memungkinkan
profesi ini meniriu standar profesional atas prilaku dan perbuatan yang telah
dibuat dengan baik
E. melegitimasikan
statusnya sebagai anggota denga status penuh dari komunitas internasional
5.8.4. Strategi Situasional
Strategi
situasional dpat dikenal pula sebagai pengembangan standar akuntansi dengan
didasarkan atas analisis dari prinsip dan praktek akuntansi dinegara-negara
maju terhadap latar beakang lingkungan yang mendasarinya.pada dasarnya strategi
ini meminta dilakukannya pertimbangan pada faktor-faktor diagnostik yang
mentukan pengembangan akuntansi dinegara-negara berkembang.
0 komentar:
Posting Komentar