Sabtu, 25 Oktober 2014

[BAB 5] Teori Akuntansi - Pendekatan Regulatoris untuk Perumusan Teori Akuntansi

Diposting oleh Unknown di 19.14 0 komentar
Disusun Oleh:
1) Qonita Shabrina 120422425904
2) Ratna Ardiyanti 120422425905

Offering P
Jurusan S1 Akuntansi
Universitas Negeri Malang


Pendekatan Regulatoris untuk Perumusan Teori Akuntansi

5.1.      Hakikat Standar Akuntansi
5.2.      Tujuan Penetaoan Standar
5.3.      Entitas-entitas yang Berkepentingan dengan Standar Akuntansi
            5.3.1.   Individual dan Kantor Akuntan Publik
            5.3.2.   American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
            5.3.3.   American Accounting Association (AAA)
            5.3.4.   Financial  Accounting  Standards Board (FASB)
            5.3.5.   Securuties and Exchange Commission (SEC)
            5.3.6.   Organisasi Profesional Lainnya
5.3.7.   Para Pengguna Laporan Keuangan
5.4.      Siapa yang Berwenang Menetapkan Standar?
            5.4.1.   Teori Tentang Regulasi
            5.4.2.   Haruskah Kita Mengatur Akuntansi?
            5.4.3    Pendekatan Pasar Bebas
            5.4.4.   Regulasi Standar Akuntansi di Sektor Swasta
            5.4.5.   Regulasi Standar Akuntansi di Sekitar Publik
5.5.      Legitimasi Proses Penetapan Standar
            5.5.1.   Prognosis Pesimistik
            5.5.2.   Prognosis Optimistik
5.6.      Standar Akuntansi yang Berlebihan
            5.6.1    Dampak dari Standar  Akuntansi yang Berlebihan
            5.6.2    Solusi Bagi Masalah Standar Akuntansi yang Berlebihan
5.7.      Pilihan Dalam Akuntansi
5.8.      Strategi Penetapan Standar bagi Negara-negara Berkembang
            5.8.1.   Pendekatan Evolusioner
            5.8.2.   Pendekatan transfer Teknologi
            5.8.3.   Penggunaan Standar Akuntansi Internasional
            5.8.4.   Strategi Situasional
















5.1.      Hakikat Standar Akuntansi
Standar akuntansi biasanya terdiri atas tiga bagian:
1.      Deskripsi masalah yang harus dipecahkan
2.      Diskusi dengan pertimbangan yang sehat (kemungkinan dengan melihat teori-teori fundamental)
3.      Selanjutnya, sejalan dengan keputusan atau teori yang ada, solusi yang disarankan

Edey membagi persyaratan-persyaratan standar menjadi empat tipe utama:
1.      Tipe 1 menyatakan bahwa para akuntan harus memberitahukan kepada masyarakat apa yang mereka lakukan dengan mengungkapkan berbagai metode dan asumsi (kebijakan akuntansi) yang mereka gunakan.
2.      Tipe 2 ditujukan kepada tercapainya suatu keseragaman dalam penyajian laporan-laporan akuntansi
3.      Tipe 3 meminta adanya pengungkapan atas masalah-masalah spesifik di mana pengguna mungkin diminta untuk menerapkan pertimbangannya sendiri
4.      Tipe 4 mensyaratkan dibuatnya keputusan implisit atau eksplisit mengenai valuasi (penilaian) aktiva dan penentuan laba yang telah disetujui.

Beberapa alasan tepat tentang mengapa standar harus dibuat adalah:
1.      Standar memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan penyelenggaraan sebuah perusahaan kepada para pengguna informasi akuntansi.
2.      Standar memberikan pedoman dan aturan tindakan bagi para akuntan publikyang memungkinkan mereka untuk menerapkan kehati-hatian dan kebebasan dalam “menjual” keahlian dan integritas mereka dalam mengaudit laporan-laporan perusahaan dan membuktikan validitas dari laporan-laporan tersebut.
3.      Standar memberika database kepada pemerintah mengenai berbagai variabel yang dianggap sangat penting dalam pelaksanaan perpajakan, regulasi perusahaan, perencanaan dan regulasi ekonomi, serta peningkatan efisiensi ekonomi dan sasaran-sasaran sosial lainnya.
4.      Standar menumbuhkan minat dalam prinsip-prinsip dan teori-teori bagi mereka yang memiliki perhatian dalam disiplin ilmu akuntansi.
5.2.      Tujuan Penetapan Standar
Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan:
1.      Pendekatan ketepatan penyajian
2.      Pendekatan konsekuensi ekonomi

Pendekatan yang terakhir, dikenal sebagai pendekatan kritikal-interpretatif, berpendapat bahwa pelaporan keuangan hendaknya digunakan sebagai suatu instrumen perubahan sosial, dan bahkan suatu perubahan sosial yang radikal.
Perbedaan ketiga pendekatan ini: pendekatan ketepatan penyajian, pendekatan konsekuensi ekonomi, dan pendekatan kritikal-interpretatif, timbul dari komitmen normatif terhadap sasaran pelaporan keuangan yang saling bertentangan.

5.3.      Entitas-Entitas Yang Berkepentingan Dengan Standar Akuntansi
5.3.1.   Individual dan Kantor Akuntan Publik
Individual dan kantor akuntan publik bertanggung jawab melalui auditor-auditor mereka untuk secara independen mensertifikasi bahwa laporan keuangan perusahaan telah menyajikan hasil dari aktivitas bisnis dengan wajar dan akurat.
5.3.2.   American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
5.3.3.   American Accounting Association (AAA)
AAA adalah organisasi para akademisi akuntansi dan setiap individu yang tertarik dengan peningkatan praktik dan teori akuntansi.
5.3.4.   Financial  Accounting  Standards Board (FASB)
FASB adalah badan independent yang berwenang dan ditugaskan untuk menetapkan dan meningkatkan standar pelaporan dan akuntansi keuangan, yaitu standar-standar yang berhubungan dengan pencatatan informasi yang bermakna mengenai peristiwa dan transaksi ekonomi dalam cara yang berguna dalam laporan keuangan.
5.3.5.   Securuties and Exchange Commission (SEC)
SEC bertanggung jawab untuk menyelenggarakan administrasi berbagai hukum yang dimaksudkan untuk mengatur sekuritas dan untuk memastikan ketepatan dari pelaporran keuangan dan pengungkapan perusahaan amerika.
5.3.6.   Organisasi Profesional Lainnya
Setiap organisasi secara aktif terlibat dalam pembuatan standar akuntansi di negaranya masing-masing dan dalam memajukan fondasi dasar dari akuntansi.
5.3.7.   Para Pengguna Laporan Keuangan
Berbagai kelompok yang tertarik akan hasil dari aktivitas organisasi yang berorientasi laba dapat dibedakan menjadi pengguna langsung dan pengguna tidak langsung. Pengguna langsung meliputi:
1.      Pemilik perusahaan dan para pemegang sahamnya
2.      Kreditor dan pemasok
3.      Manajemen perusahaan
4.      Otoritas perusahaan
5.      Pekerja dalam suatu organisasi
6.      Para pelanggan

Sedangkan pengguna tidak langsung meliputi:
1.      Analis dan penasehat keuangan
2.      Bursa saham
3.      Pengacara
4.      Pihak-pihak yang berwenang dalam pengaturan atau pendaftaran
5.      Pers keuangan dan agen-agen pelaporan
6.      Asosiasi perdagangan
7.      Serikat pekerja
8.      Pesaing (kompetitor)
9.      Masyarakat umum
10.  Departemen pemerintahan lainnya

Sebuah daftar yang memuat para konstituen dari lingkungan pelaporan keuangan terdiri atas:
                                                         I.          Para investor
a.       Terdiversifikasi vs Tidak terdiversifikasi
b.      Aktif vs Pasif
c.       Profesional vs Nonprofesional
                                                       II.          Perantara informasi
a.       Analis keuangan
b.      Agen pemeringkat obligasi
c.       Agen pemeringkat saham
d.      Layanan penasehat investasi
e.       Perusahaan pialang
                                                    III.          Para regulator
a.       FASB
b.      SEC
c.       Kongres
                                                    IV.          Manajemen
a.       Perusahaan bersar vs Perusahaan kecil
b.      Perusahaan publik vs Perusahaan pribadi
                                                      V.          Auditor
a.       Nasional vs Lokal
b.      Praktik SEC vs Praktik Non-SEC

Para pengguna langsung maupun tidak langsung memiliki sekumpulan tujuan yang beragam dan saling bertentangan. Pada dasarnya, kedua jenis pengguna ini memiliki kebutuhan informasi yang berbeda. Ada tiga jenis laporan keuangan yang dapat dibuat:
1.      Laporan keuangan untuk tujuan umum yang dapat memenuhi kebutuhan umum dari para pengguna
2.      Laporan kuangan untuk tujuan khusus yang memenuhi kebutuhan dari kelompok pengguna tertentu
3.      Pengungkapan-pengungkapan yang berbeda menyajikan angka-angka yang berbeda untuk dipilih oleh para penggunanya.

Para pengguna tidak langsung yang paling penting biasanya adalah analis dan penasehat keuangan. Pada dasarnya, kedua jenis pengguna ini memiliki kebutuhan informasi yang berbeda. Ada tiga jenis laporan keuangan yang dapat dibuat:
1.      Laporan keuangan untuk tujuan umum yang dapat memenuhi kebutuhan umum dari para pengguna. Dalam perancangan laporan keuangan yang disajikan di kebanyakan laporan tahunan ini, para akuntan mengambil asumsi bahwa laporan tersebut akan memnuhi kebutuhan umum dari para pengguna.
2.      Laporan keuangan untuk tujuan khusus yang memenuhi kebutuhan dari kelompok pengguna tertentu.
3.      Pengungkapan-pengungkapan yang berbeda menyajikan angka-angka yang berbeda untuk dipilih oleh para pengguna. Apapun jenis laporan keuangan yang digunakan, kebanyakan pengguna akan menjadi kelompok-kelompok yang memberikan tekanan untuk mempengaruhi pengembangan prinsip-prinsip akuntansi sedemikian sehingga tujuan-tujuan mereka dapat terpenuhi.

5.4.      Siapa Yang Berwenang Menetapkan Standar?
5.4.1.   Teori Tentang Regulasi
Terdapat dua kategori utama dalam regulasi suatu industri tertentu:
1.      Teori-teori kepentingan publik
2.      Kelompok yang berkepentingan atau teori-teori tangkapan

Teori-teori kepentingan publik (public-interest theories) dari regulasi berpendapat bahwa regulasi diberikan sebagai jawaban atas permintaan publik akan perbaikan dari harga pasaryang tidak efisien atau tidak adil.
Kelompok yang berkepentingan atau teori-teori  tangkapan (interest-group or capture theories) dari regulasi berpendapat bahwa regulasi diberikan sebagai jawaban atas permintaan dari kelompok dengan kepentingan khusus, dengan tujuan untuk memaksimalkan laba dari para anggotanya. Versi utama dari teori ini adalah:
1.      Teori regulasi kaum elit yang menguasai politik
2.      Teori regulasi ekonomi
5.4.2.   Haruskah Kita Mengatur Akuntansi?
Terjadi perdebatan mengenai apakah akuntansi sebaiknya diatur atau tidak. Mereka yang mendukung opini pasar yang tidak di regulasi menggunakan teori keagenan untuk mempertanyakan mengapa harus terdapat insentif-insentif dalam pelaporan yang andal dan bersifat sukarela kepada pemilik.
Bagi mereka yang mendukung pasar yang di regulasi menggunakan argumentasi kepentingan publik. Pada dasarnya, baik kegagalan pasar maupun kebutuhan untuk mencapai  sasaran-sasaran sosial akan menentukan pengaturan dari akuntansi. Kegagalan pasar, sebagai alokasi pengeluaran yang di bawah nilai optimal, mungkin merupakan akibat dari:
1.      Keengganan suatu perusahaan untuk mengungkapkan informasi tentang dirinya sendiri, karena ia merupakan pemasok monopoli  dari informasi tersebut,
2.      Terjadinya kecurangan,
3.      Kurangnya produksi informasi akuntansi sebagai barang publik.

5.4.3    Pendekatan Pasar Bebas
Pendekatan pasar bebas untuk penetapan standar akuntansi dimulai dari suatu asumsi dasar bahwa informasi akuntansi adalah sebuah barang ekonomi, sama seperti barang atau jasa lainnya. Oleh sebab itu, ia menjadi atas kekuatan permintaan dari pengguna dan kekuatan pasok oleh penyedia yang berminat. Hasil yang terjadi adalah suatu jumlah optimal dari informasi yang diungkapkan pada harga yang optimal.
Para pengajar pendekatan regulatoris (baik publik maupun umum) berpendapat bahwa terjadi kegagalan pasar baik secara eksplisit maupun implisit dalam pasar pribadi untuk informasi:
1.      Secara umum, kegagalan pasar eksplisit diasumsikan terjadi ketika baik jumlah atau mutu dari barang dihasilkan di sebuah pasar yang tidak diatur berbeda dari biaya pribadi dari dan keuntungan yang diperoleh dari barang tersebut, dan solusi pasar menimbulkan terjadinya suatu alokasi sumber daya non-Pareto.
2.      Teori-teori kegagalan apsar eksplisit berfokus pada satu atau lebih klaim-klaim berikut yang mengatakan bahwa terdapat kelemahan-kelemahan dalam pasar pribadi informasi akuntansi:
a.       Kendali monopoli atas informasi oleh manajemen.
Hipotesis ini mengklaim bahwa para akuntan memiliki suatu pengaruh monopolistik atas data yang diberikan dan digunakan oleh pasar. Akibatnya, pasar tidak benar-benar dapat membedakan antara dampak-dampak nyata dengan akuntansi saja, dan mungkin dapat disesatkan oelh perusahaan-perusahaan akuntansi.
b.      Investor yang naif.
Hipotesis ini mengklaim bahwa investor yang tidak begitu memahami beberapa teknik-teknik dan trasnformasi akuntansi yang rumit akan dapat “ditipu” oleh penggunaan teknik-teknik yang berbeda oleh perusahaan-perusahaan yang sebanding, dan mungkin tidak akan dapat menyesuakan proses pengambilan keputusannya dan memperhitungkan perbedaan dari prosedur-prosedur akuntansi tersebut.
c.       Fiksasi fungsional.
Adanya perdebatan bahwa dalam kondisi-kondisi tertentu para investor mungkin tidak akan mampu mengubah proses pengambilan keputusan mereka sebagai respon atas terjadinya perubahan dalam proses akuntansi yang mendasari dan memberikan data bagi mereka.
d.      Angka-angka yang menyesatkan.
Karena akuntansi sangat mengandalkan bermacam-macam basis valuasi dan bermacam-macam prosedur alokasi yang tidak berdasar dan tidak dapat diperbaiki, maka hasil output akuntansi menjadi tidak berarti atau menyesatkan untuk digunakan dalam tujuan pengambilan keputusan.
e.       Prosedur yang berbeda-beda.
Mengingat fleksibilitas yang terdapat dalam pemilihan teknik-teknik akuntansi yang digunakan untuk melaporkan peristiwa-peristiwa tertentu dan kecenderungan dari manajemen untuk menyajikan suatu gambaran yang “diinginkan,” hasil outpit akuntansi dari satu perusahaan jika dibandingkan dengan perusahaan lain menjadi kurang dapat diperbandingkan dan bermanfaat.
f.        Kurangnya objektivitas.
Tidak adanya kriteria objektivitas yang dapat menjadi dasar bagi manajemen untuk memilih teknik-teknik akuntansinya mengakibatkan hasil output yang tidak dapat diperbandingkan.
5.4.4.   Regulasi Standar Akuntansi di Sektor Swasta
Penyusunan standar secara swasta di Amerika Serikat meliputi Committee on Accounting Procedures (1939-1959), Accounting Priciples Board (1959-1973) dan Financial Accounting Standar Board (1973-sekarang). 
Argumen yang digunakan pendukungnya antara lain; 
1.      FASB terlihat lebih responsif terhadap berbagai konstituen.
2.      FASB tampak mampu menarik, sebagai anggota atau staf, orang-orang yang memiliki pengetahuan teknis yg diperlukan utk mengembangkan, mengimplementasikan sistem pengukuran dan pengungkapan alternatif
3.      FASB terlihat sukses dlm memperoleh tanggapan dari berbagai konstituensinya dan dalam menanggapi sejumlah masukan.
4.      Argumen yang digunakan penentangnya antara lain;
5.      FASB tidak memiliki statutori dan kekuatan untuk memaksakan aturan yang dibuatnya, serta menghadapi penolakan oleh Kongres maupun oleh lembaga pemerintah lainnya.
6.      FASB sering dituduh tidak independen dari dari konstituennya yang besar, kantor akuntan publik dan korporasi.
7.      FASB sering dituduh lamban dalam menanggapi isu-isu utama yang krusial bagi sejumlah konstituennya.
Para pendukung dewan tetap mempertahankan bw pertimbangan yg mendalam akan memungkinkan FASB memperbaiki akibat yang tidak diinginkan dari suatu pernyataan. Hal ini menimbulkan persoalan tambahan, karena standar yang ditawarkan akan memiliki kesempatan yang kecil untuk diterapkan apabila secara umum tidak memperoleh dukungan.

5.4.5    Regulasi Standar Akuntansi di Sekitar Publik
Prinsip umum regulasi menurut Elliot dan Schuetze :
1.      Regulasi tidak boleh melanggar hak asasi manusia dan undang-undang dasar.
2.      Regulasi harus dirancang untuk mencegah kemungkinan atau realitas perubahan sosial.
3.      Regulasi harus mencerminkan kepentingan publik.
4.      Regulasi seharusnya tidak digunakan sektor swasta bila tujuannya dapat dicapai oleh institusi sektor swasta.
5.      Regulasi yang potensial seharusnya tidak menanggung beban bahwa regulasi tersebut telah terjamin kekuatannya, daripada para pendukung regulasi harus membuktikan bahwa regulasi tsb memang terjamin.
6.      Tindakan yg berhubungan dengan regulasi seharusnya tidak digunakan untuk memperbaiki pelanggaran hukum, atau memerangi perilaku anti sosial.
Kegagalan regulasi menurut Buckey dan O'Sullivan :
1.      Zero-cost phenomenom: regulasi sama sekali tidak menanggung kerugian yang ditimbulkan dari kegagalannya.
2.      Regulatory lag : akibat darr penundaan regulasi.
3.      Regulatory trap: mengacu pada kesulitan-kesulitan untuk membalik regulasi yang ada
4.      Tar-baby effect merupakan akibat yang ditimbulkan dari kecenderungan regulasi untuk terus berkembang.

5.4.6    Legitimasi Proses Penetapan Standar
Prognosis pesimistis
Legitimasi penyusunan standar kadang dihubungkan dengan kemampuannya untuk menghasilkan sistem akuntansi optimal yaitu sistem dimana keuntungan yang diharapkan oleh pemakai strategi keputusan optimal, dapat lebih besar atau paling tidak sama dengan keuntungan yang diperoleh dari sistem lain. 
Implikasinya tidak ada alternatif penyajian laporan keuangan yang didasarkan pada aturan akuntansi lain yang dapat menyajikan manfaat yang lebih baik. 
Demski berpendapat bahwa :
·        Proses penyusunan standar akuntansi harus memuaskan agar dapat disahkan.
·        Tidak akan ada sekumpulan standar ang selalu mencari alternatif sesuai preferensi dan keyakinan.
Prognosis pesimistik ini diperluas untuk menunjukkan :
·        Bahwa pemilihan alternatif laporan kuangan pada akhirnya memerlukan pertukaran antara keuntungan seseorang di satu sisi dengan yang lainnya.
·        Bahwa resolusi alternatif laporan keuangan akan mensyaratkan kebijakan nilai atau etika yang akan dipertukarkan dengan kesejahteraan seseorang dan dalam dimensi apa terhadap kesejahteraan siapa.

 
Prognosis optimistik
Cushing memberikan prognosis optimistik tentang tanggung jawab prinsip akuntansi optimal dengan catatan bahwa asumsi heterogenitas pengguna ditinggalkan. 
Bromwich menawarkan prognosis optimistik tentang kemungkinan standar-standar akuntansi yang bersifat parsial, yaitu standar-standar untuk satu atau lebih masalah-masalah akuntansi yg menjadikannya terisolasi dari standar atau masalah akuntansi lainnya.
Chamber mengajukan suatu ilmu yg mengasumsikan adanya norma atau standar yang berlaku pada situasi tertentu. Norma adalah informasi yang mewakili arus uang maupun nilai moneter dari aset serta jumlah arus utang lain setiap waktu. Bila norma tidak tersedia, Chamber menyarankan agar menggunakan alternatif lain yang dapat menyajikan pengukuran dengan nilai yang mendekati.
Proses penyusunan dengan dasar constitutional calculus menetapkan legitimasi FASB berdasarkan :
·        kemampuannya dalam menyajikan jaminan prosedur yang memadai.
·        kemampuannya untuk memaksakan batasan yang memadai dalam proses pemilihan untuk menjamin hasil yang dapat diterima.
·        keseimbangan pengendalian antara prosedural dan hasil yang ditetapkan oleh proses penyusunan standar FASB.

5.6.      Standar Akuntansi yang Berlebihan
Standar akuntansi yang berlebihan umumnya dihubungkan dengan perkembangan standar akuntansi. Situasi berikut telah ikut dikaitkan dengan masalah tersebut:
1.      Standar yang terlalu banyak
2.      Standar yang terlalu detail
3.      Tidak ada standar yang tegas, membuat pemilihan suatu aplikasi menjadi sulit
4.      Standar untuk tujuan umum tidak mampu mengatasi perbedaan-perbadaan yang terdapat dalam kebutuhan dari para pembuat, pengguna, dan CPA
5.      Standar untuk tujuan umum tidak mampu mengatasi perbedaan-perbedaan yang terdapat diantara:
a.     entitas publik dan nonpublik
b.     laporan keuangan tahunan dan interim
c.     perusahaan-perusahaan besar dan kecil
d.     laporan keuangan yang telah diaudit dan belum diaudit.
6.      Pengungkapan yang berlebihan, pengukuran yang rumit, atau kedua-duanya.

5.6.1          Dampak dari Standar  Akuntansi yang Berlebihan
Standar akuntansi yang terlalu banyak, terlalu sempit, dan kaku dapat berpengaruh serius terhadap kinerja akuntan, nilai informasi yang disajikan bagi para penguna, dan keputusan yang dibuat para manajer. 
Akuntan dapat kehilangan orientasinya terhadap tugas sesungguhnya sebagai akibat banyaknya data yang diperlukan saat memenuhi ketentuan suatu standar.
Audit dapat memenuhi kegagalan, karena akuntan dapat kehilangan fokus audit dan mungkin lupa untuk melakukan prosedur audit.
Pertentangan praktik pada kenyataannya dpt dijumpai dalam pertemuan antara; permintaan terhadap standar profesional dengan ketidak puasan klien perusahaan kecil terhadap beban standar yg dipaksakan terhadap mereka. 

5.6.2          Solusi Bagi Masalah Standar Akuntansi yang Berlebihan
·        Tidak adanya perubahan, mempertahankan apa yang sudah ada (status quo)
·        Perubahan dari PABU tunggal dan seragam untuk seluruh usaha bisnis menjadi dua kelompok PABU sehingga terdapat PABU tersendiri utk entitas tertentu.
·        Perubahan PABU untuk mempermudah penerapannya dalam setiap usaha bisnis.
·        Menentukan alternatif pengungkapan dan pengukuran yang berbeda.
·        Perubahan dalam standar pelaporan CPA atas laporan keuangan.
·        Alternatif terhadap PABUsebagai dasar yang sifatnya pilihan dalam penyajian laporan keuangan.
5.7.      Pilihan Dalam Akuntansi
Motivasi (kategori sasaran) dilakukannya pilihan dalam akuntansi:  1) pembuatan kontrak (perspektif pembuatan kontrak yang efektif), 2) pemberian harga atas aktiva, 3) mempengaruhi pihak-pihak eksternal.
5.8.      Strategi Penetapan Standar bagi Negara-negara Berkembang
Karakteristik negara-negara berkembang memiliki sistem akuntansi yang secara relatif kurang memadai dan kurang dapat diandalkan serta institut-institut yang umumnya baru dan belum teruji. Proses penetapan standar di negara-negara berkembang tidak mengikuti suatu strategi yang unik dan tepat bagi tiap-tiap negara dan konteks. Bahkan, ada empat jenis strategi yang dapat diidentifikasi:
1.  pendekatan evolusioner
2.  pengembangan melalui transfer teknologi akuntansi
3.  penerapan standar akuntansi internasional
4.  pengembangan standar akuntansi yang didasarkan atas analisis dari prinsip-prinsip dan praktik-praktik akuntansi di negara-negara maju terhadap latar belakang dari investasi yang mendasari.
5.8.1.   Pendekatan Evolusioner
Pendekatan evolusioner terdiri atas pendekatan isolasionis atas perbuatan standar di mana negara berkembang mengembangkan standarnya sendiri tanpa gangguan ataupun pengaruh dari luar. Negara berkembang tersebut menentukan tujuan-tujuan dan kebutuhan-kebutuhan akuntansi sendiri secara spesifiki dan selanjutnya memenuhi mereka dengan teknik-teknik, konsep-konsep, institusi, profesi, dan pendidikannya sendiri dalam kondisi terisolasi.
5.8.2.   Pendekatan transfer Teknologi
Pengembangan melalui transfer teknologi akuntansi dapat diakibatkan dari operasi dan aktivitas dari kantor akuntan internasional, perusahaan-perusahaan multinasional, dan para akademisi yang berpraktik di negara-negara berkembang atau berbagai perjanjian-perjanjian internasional dan kesepakatan kerja sama yang meminta dilakukannya pertukaran informasi dan teknologi.
Rencana ekonomi memuat subrencana serta strategi untuk melakukan transfer teknologi akuntansi, yang terdiri atas:
1.    tujuan-tujuan bagi transfer teknologi akuntansi
2.    strategi
3.    saluran melakukan transfer
4.    tingkatan-tingkatan dari teknologi akuntansi
Tiga jenis teknologi indifidu,organisasi, dan profesional independent didefinisikan sebagai berikut
T1: tingkat pengetahuan akuntansi teknis yang dimiliki oleh indifidual
T2: tingkat kecanggihan teknik akuntansi yang digunakan oleh pemerintah dan organisasi bisnis
T3: tingkat kemajuan dari suatu profesi akuntansi independent

5.8.3.   Penggunaan Standar Akuntansi Internasional
strategi yang juga tersedia bagi negara-negara berkembang adalah bergabung dengan internasional acoounting standards committee (IAFC) atau badan standar internasional lalinnnya yang telah diidentifikasi sebelumnya dan menerapkan ketetapan secara borongan.alasan diblakang strategi ini mungkin adalah untuk :
A. memperkecil biaya persiapan dan pembuatan standar akuntansi
B. bergabung dengan dorongan harmonisasi internasional
C. memfasilitasi pertumbuhan infestasi asing yang mungkin dibutuhkan
D. memungkinkan profesi ini meniriu standar profesional atas prilaku dan perbuatan yang telah dibuat dengan baik
E. melegitimasikan statusnya sebagai anggota denga status penuh dari komunitas internasional
5.8.4.   Strategi Situasional
Strategi situasional dpat dikenal pula sebagai pengembangan standar akuntansi dengan didasarkan atas analisis dari prinsip dan praktek akuntansi dinegara-negara maju terhadap latar beakang lingkungan yang mendasarinya.pada dasarnya strategi ini meminta dilakukannya pertimbangan pada faktor-faktor diagnostik yang mentukan pengembangan akuntansi dinegara-negara berkembang.


 

a drop of happiness Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review